Minggu, 31 Desember 2017

SELAMAT TAHUN BARU 2018

Kepada segenap keluarga, kerabat, saudara, handai taulan, kenalan, dan semua saja. Kami, Theatre by Request mengucapkan:
SELAMAT TAHUN BARU 2018

Jujur. Ikhlas. Kerjasama.

Jumat, 01 Desember 2017

TbR Dan Bingkisan Kecil Untuk Nglipar

Teman-teman TbR pada hari Jum'at 1 Desember 2017 memberikan bingkisan kecil kepada warga Rt 2 Rw 5 Jeruk Legi Katongan Nglipar Gunung Kidul yang ikut terdampak bencana banjir beberapa hari lalu. Jembatan penghubung di wilayah ini rusak berat dan tidak bisa digunakan lagi. Beberapa rumah warga terendam. TbR kemudian mencoba sedikit berusaha dengan memberikan bingkisan berupa pakaian pantas pakai dan bahan makanan yang dikumpulkan teman-teman secara sukarela semenjak selesai pementasan TbR di Prog. Keahlian Teater SMK 1 Kasihan Bantul Yogyakarta sehari sebelumnya. Rombongan berangkat pada Jumat siang terdiri dari Andri, Becak, Bayou, Dzury dan Didit. Sesampai di lokasi bingkisan diserahkan kepada wakil warga, Pak Yono. Mungkin bingkisan ini tidak terlalu besar dan mewah namun citraan rasa kekeluargaan dari mereka yang menerima sudah cukup membuat kami merasa bersyukur. Tidak lama kami singgah, kemudian berpamitan pulang dan berharap semoga keadaan kembali seperti sedia kala. Sip !!

Kamis, 30 November 2017

TbR di Program Keahlian Teater SMK 1 Kasihan Yogyakarta

Theater by Request kembali menggelar peristiwa pertunjukan atau presentasi. Kali ini diselenggarakan di Program Keahlian Seni Teater SMK 1 Kasihan Bantul Yogyakarta pada hari Kamis, 30 Noepember 2017, sore hari. Pertunjukan berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Pentas pembuka adalah teater gerak dengan judul "Mimi Gawai" yang bercerita tentang bergesernya mainan anak-anak ke perangkat komunikasi elektronik berbasis internet. Teater gerak ini diciptakan secara bersama dengan metode semi devising di mana setiap orang bisa dan berhak memberikan sumbang gagasan untuk mengembangkan pertunjukan. Dengan tanpa penyutradaraan, pertunjukan ini memperlihatkan sifat atau karakter asli para penampilnya. Ada yang malu-malu, yakin, sok yakin, aneh, centil, dan ada juga yang lugu. Durasi yang pendek namun cukup lucu membuat "Mimi Gawai" tepat sebagai pembuka yang menyegarkan. Selepas itu, Theater by Request langsung dimulai dengan nomor perkenalan "Mesin". Penonton yang merupakan siswa dan guru seni teater menyaksikan dengan antusias. Meski pada mulanya keterlibatan penonton masih agak kaku, namun akhirnya semua terlibat dan mengerti aturan dan jalannya pertunjukan Theater by Request. Pertunjukan teater interaktif, edukatif, dan improvisasi mungkin belum pernah mereka saksikan sehingga penonton sedikit lambat panas, namun akhirnya ngegas juga. Hal ini baik sebagai bandingan bagi siswa teater yang terbiasa bermain drama berbasis naskah sehingga teknis-teknis kecil permainan seperti yang dipertontonkan oleh TbR kadang terlewatkan. Selain "Mesin" nomor yan dimainkan di antaranya adalah "Gibberish Poetry", "Emotional Replay", "Aktifitas", "3 Way Conversation", dan "Slow Fast Normal". Pemain; Andri, Beni, Garit, Tatag, Gilbo, Tama, Dila, Efa, dan Awis serta Becak sebagai teknisi. Penonton sebenarnya semakin antusias dan ingin agar semua nomor dimainkan. Namun, TbR membatasi durasi 1 jam. Hal ini dimaksdukan agar informasi pembelajaran teater dalam setiap nomor yang disajikan dapat diinternalisasi. Sip!

Kamis, 02 November 2017

Mulai Latihan Nomor-nomor TbR

Latihan theatre game sudah mulai memasuki nomor-nomor yang dimainkan dalam Theatre by Request (31/10/17). Kali ini nomor TbR mencoba memasukkan lagi nomor teknik pemeranan yang pernah dicobakan pada pementasan di Surabaya. Nomor jenis ini sedikit membutuhkan kerja pemeranan lebih karena memang materi yang disajikan terkait pembelajaran pemeranan. Sedikit mengalami kerepotan karena selain mementingkan proses pembelajaran namun nomor itu dijalankan dengan mentaati struktur serta aturan main. Untuk menegaskan struktur materi latihan yang dilakukan adalah gambar berurutan. Kelompok pemain membentuk gambar diam sebuah adegan fase konflik. Setelah itu, setiap kelompok membentuk gambar sebelum konflik sebagai fase pemaparan dan selepas konflik sebagai fase penyelesaian. Gambar ini kemudian digerakkan atau dimainkan dengan menggunakan dialog baik kalimat verbal maupun jibberish. Latihan ini untuk memberikan penegasan akan struktur cerita dan praktik pengembangan dialog dengan pola "yes and" dan "yes but". Berikutnya, nomor yang berkait dengan teknik pengulangan dicobakan. Pertama dengan adegan tanpa pengulangan (dialog atau bagian dari kalimat) antara tokoh satu dengan tokoh lain. Selepas itu adegan ditampilkan kembali dengan menerapkan teknik pengulangan. Terakhir adegan dimainkan dengan penambahan aturan main, di mana penerapan teknik pengulangan dimulai dan diakhiri oleh penonton melalui kode tertentu. Untuk cobaan pertama ini lumayan lancar namun kepatuhan pada aturan main masih sering terabaikan sehingga komunikasi antara pemain dan penonton belum berjalan dengan baik. Atas kedaan ini, materi latihan berikut akan lebih ditekankan pada pola sajian nomor-nomor adegan/cerita dalam TbR. (**)

Selasa, 24 Oktober 2017

Menuju Adegan

Latihan TbR hari Selasa 24/10/17 dan minggu lalu sudah mulai melangkah menuju ke materi adegan. Secara sederhana, adegan dibangun dari struktur; pemaparan - konflik - penyelesaian. Pemahaman struktur dibangun dari teater gerak dan improvisasi dilaog. Selepas pemahaman struktur cerita pembentuk adegan, latihan dilanjutkan dengan teknik dasar pemeranan yaitu pengelolaan status dan emosi. Hal alami dalam relasi manusia adalah adanya status dan terlibatnya emosi dalam setiap percakapan. Status secara fisik personal bisa saja tetap, namun jika dikaitkan dengan situasi dan kondisi pasti akan mengalami perubahan. Akan tetapi hal yang paling mudah dimengerti terkait perubahan status, sebagai latihan awal adalah perubahan emosi. Emosi seseorang dapat meninggikan atau merendahkan statusnya. Emosi membuat seseorang dinamis. Seringkali pemeran terjebak dalam status karakter yang cenderung tetap sebagai akibat dari analisis tokoh yang telah dilakukan. Ketetapan status ini dalam adegan tertentu menjadi terlihat kaku karena sejatinya status seseorang itu dinamis secara psikologis. Latihan adegan secara perlahan mengarah pada penemuan status dan perubahannya secara alami dengan tidak melupakan struktur cerita serta pola dasar improvisasi dialog. (**)

Selasa, 10 Oktober 2017

Same, Role dan Context

Materi pokok latihan improvisasi pada Selasa, 10 Oktober 2017 adalah same, role, dan context. Ketiga materi ini terkait erat dengan roleplay tanpa teks. Dalam same, pemain belum memiliki peran tertentu sehingga belum ada julukan, panggilan, atau gelar. Sementara dalam role para pemain sudah bisa memilikinya. Materi context merupakan pendalaman dari role di mana pembicaraan harus kontekstual dengan role, problem, situasi, dan kondisi yang ada. Pola dialog yang dikembangkan dimuai dari "yes and.." kemudian "yes but.." dan terakhir bisa percampuran antara 2 pola tersebut. Semua materi diberikan sebagai refreshment dan pengenalan karena peserta pelatihan ada muka lama dan baru. Dari semua materi, peserta nampak kedodoran justru pada "same". Hampir semuanya terjebak ke dalam "role". Probelmatika semacam ini selalu terjadi karena budaya ketimuran selalu menyandangkan gelar atau julukan kepada setiap orang bahkan yang belum kenal sekalipun. Hanya pada saat-saat tertentu yang kritis dan spesifik kondisi "same" in bisa ditemui. Karena itu pulalah, para peserta sedikit mengalami kesulitan dalam membawakan "same" sebagai dasar dari komunikasi antara manusia satu dengan yang lain. Sepertinya, materi ini perlu diulang dalam pertemuan berikutnya. Hadir dalam latihan; Andri, Becak, Gilbo, Awis, Nimas, Teguh, Tatag, Bagus serta teman-teman dari ISI dan UPN yang diajak oleh Galang. (**)

Rabu, 04 Oktober 2017

Games dan Improvisasi

Latihan minggu pertama bulan Okotber (02/10/17) diisi dengan materi theater games dan improvisasi. Games yang diberikan pada sesi 1 lebih pada pemanasan dan dinamika kelompok. Materi improvisasi coba dilatihkan sepenuhnya pad sesi 2. Improvisasi yang dilatihkan memang ditujukan untuk teater bersifat improvisasional, jadi bukan teknik improvisasi untuk teater berbasis naskah. Latihan dibagi ke dalam individu dan kelompok. Materi latihan individu yang pertama sebagai pemanasan adalah "baris kata asosisasi" yang kemudian dilanjutkan dengan "cerita terusan" di mana cerita seseorang diteruskan oleh orang berikutnya. Tujuan dari latihan ini adalah membangun cerita imajinatif bersama. Di sini peserta dirangsang untuk mewicarakan apa yang ada dalam benaknya sebagai tanggung jawab atas respon yang ia munculkan untuk meneruskan cerita temannya. Kemudian materi ini dikembangkan menjadi "monolog atau cerita maraton". Masih dalam konteks yang sama namun, pemeran sudah diminta untuk memeragakan dialog dan mengekspresikan narasi. Sedikit lebih sulit, karena pemeran lain yang melanjutkan harus memiliki ekspresi dan gaya yang sama. Materi terakhir latihan adalah dialog berpasangan dengan konsep "yes and yes", di mana para pemain tidak diperbolehkan menidakkan tawaran dialog lawan main. Dalam improvisasi aksi dan reaksi natural menjadi hal yang sangat penting. Sebelum beraksi, pemeran harus memahami apa itu reaksi, dan agar dapat bereaksi pemeran harus bersedia dengan ikhlas mengamati. Untuk mencapai keikhlasan pengamatan, pemeran tidak diperkenankan memiliki gagasan sendiri melainkan menyesuaikan gagasan yang ditawarkan lawan main melalui dialog tersebut. Dengan demikan reaksi menjadi natural. Latihan dihadiri; Whani, Andri, Bagus, Tatag, Becak, Gilbo, Djurry, Awis, Dilla, Nimas, Tama dan 4 orang mahasiswa teater ISI Jogja (**)

Selasa, 26 September 2017

Latihan Gerak

Pada hari ini, 26/09/17 mulai jam 16.30 TbR kembali berlatih. Seperti biasa, sebagai latihan pembuka adalah theater game. Kali ini latihan dipimpin oleh Bagus. Kemudian materi latihan dikembangkan oleh Rafaat dan Bagus terutama menyangkut komposisi, bentuk, arah hadap, dan arah laku pemain di atas panggung. Latihan dasar semacam ini perlu selain untuk memahami posisi, arah dan laku pemain juga untuk memudahkan sutradara dalam memberikan perintah. Berikutnya materi latihan ditujukan pada eksplorasi gerak yang kali ini dilakukan dengan bergerak satu-satu secara khas menyeberang panggung. Kemudian beberapa gerak diulang dan diikuti serta sedikit dikomposisi untuk memberikan gambaran olah gerak yang bisa dikembangkan. Materi latihan ini sebagai pemanasan untuk latihan berikutnya dan memang akan dikhususkan pada proses pencarian serta pembentukan gerak. Diharapkan semua peserta aktif dalam mengeluarkan gagasan akan gerak. Sesederhana apapun gerak yang dipresentasikan tidak menjadi soal karena pada nantinya semua akan dikombinasi dan disusun berdasar plot serta mengalami penyesuaian. Hadir pada latihan kali ini adalah: Bagus, Rafaat (Singapore), Fattaneh (Iran), Djurry, Gilbo, Teguh, Sodiq, Becak, Kenthir Ken-ken, Tatag dan Janka (Slovakia). Latihan berikutnya adalah hari Selasa tanggal 3 Oktober mulai jam 16.00.(**)

Selasa, 19 September 2017

Latihan dan Rencana Pementasan

TbR akan kembali berpentas pada bulan November di seputar Yogyakarta. Selain itu, akan dipresentasikan pula teater gerak hasil dari latihan. Kemarin pada hari Selasa, 19 September rencana ini diungkapkan dan semuanya memberikan  tanggapan positif. Seperti biasa, lokasi pementasan belum tertentukan karena kesepakatan tanggal lebih diutamakan mengingat kesibukan teman-teman antara yang masih menjadi mahasiswa maupun yang sudah bekerja. Lokasi pementasan kali ini dipilih di sekolah (SMA atau SMK) seputar jogja dengan pertimbangan transportasi. Untuk menandai proses teater gerak, dalam latihan kemarin mulai dibagi ke dalam 2 sesi yaitu sesi theater game dan sesi teater gerak. Meski untuk teater gerak belum sepenuhnya dilakukan penggalian gagasan serta observasi gerak, namun games yang disampaikan pada sesi 2 mengarah pada penggunaan dan koordinasi gerak. Hadir dalam latihan; Andri, Tama, Becak, Bagus, Djury, Gilbo, Awis, Nimas, Efa, Zita serta Faat (Singapore), Fattaneh (Iran), Janka (Slovakia), dan Marija (Lithuania). Bagi teman-teman yang tertarik untuk bergabung dan siap berpentas baik untuk nomor teater gerak maupun theatre by request dipersilakan. Narahubung adalah Andri. Sip!!

Rabu, 13 September 2017

Mari Berlatih Kembali

Latihan teater bersama dengan pendetakan games kembali dimulai pada hari Rabu, 13 September 2017 di Studio Teater. Latihan ini terbuka untuk umum yang ingin mengenal teater. Sementara latihan dibuka seminggu sekali dengan jadwal tentatif, menyesuaikan kesibukan peserta latihan. Peserta yang hadir adalah Andri, Ken-ken, Djury, Gilang, Dilla, Tatag, Niemas, Awis dan 3 orang mahasiswa asing yaitu Marija (Lithuania), Jana (Slovakia), dan Fattaneh (Iran). Minggu depan latihan akan diselenggarakan pada hari Selasa, 19 September 2017 mulai jam 16.00. Proyeksi dari latihan ini adalah terciptanya karya teater gerak yang kemudian akan dipentaskan sebagai pembuka Theatre by Request (TbR). Pementasan atau presentasi TbR direncanakan pada bulan November di 2 lokasi (sekolah) diseputar Yogyakarta. Dalam presentasinya, TbR akan mencoba menggali nomor-nomor yang pantas untuk disajikan di hadapan anak-anak. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pementasan TbR di Regina Realty Jakarta pada bulan Januari di mana penontonnya adalah anak-anak.Memang, semua nomor bisa ditampilkan namun tema untuk anak-anak adalah tema khusus terutama kaitannya dengan pendidikan. Jadi, kawan-kawan yang ingin bergabung dipersilakan datang di Studio Teater untuk kembali berlatih dan beribadah bersama. Sip!  

Minggu, 06 Agustus 2017

TbR Menjadi Programme Partner "IKAT"

TbR yang berada di bawah manajemen WhaniDProject menjadi programme partner pementasan seni kolaboratif "IKAT" oleh ArtISM. Karya ini akan dipentaskan pada tanggal 11 dan 12 Agustus 2017 di Loft 29 dalam rangkaian George Town Festival 2017. ArtISM sendiri merupakan gabungan atau komunita pekerja seni antarnegara. Selain TbR programme partner yang lain adalah Bakawalee Penang, Musium Negeri Pulau Pinang dan Regina Realty. ArtISM adalah komunitas pekerja seni antarnegara yang digagas dan diinisiasi oleh Eko Santosa sejak tahun 2012 sebagai tindak lanjut dari program Festival Seni Internasional PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Pada mulanya ArtISM terdiri dari pekerja seni Indonesia, Singapura dan Malaysia. Dari 3 negara inilah nama ArtISM diambil yang merupakan kependekan dari Art Indonesia, Singapore dan Malaysia. Pada tahun 2016 pekerja seni dari Philipina bergabung. Sepanjang perjalannya ArtISM telah melahirkan karya kobaloratif di antaranya "Kota Kita" (2014) yang disajikan dalam 2 bentuk karya dan pendukung karya yang berbeda. Karya pertama berupa teater gerak dan karya berikutnya merupakan kolaborasi musik, tari, lukis, dan teater. Karya lainnya adalah action painting, 1 kanvas 2 pelukis 2 Negara (2016) dan reinterpretasi gerak teatrikan "Eee..Aaa" (2016). Pada tahun ini (2017), ArtISM mendapat kesempatan untuk mempersembahkan karyanya di George Town Festival dengan judul karya "IKAT"

"IKAT" merupakan pertunjukan kolaboratif yang menggabungkan unsur seni musik, teater, tari, lukis, dan videografi. Tema pokok dari kolbaorasi ini adalah kesuntukan dan problematika hidup modern yang dialami oleh masyarakat dari berbagai negara. Teknologi berkembang pesat, waktu berjalan tiada lambat, soal budaya dan sosial tenggelam dalam kebutuhan ekonomi dan kepentingan politik. Manusia tanpa disadari kemudian tercerabut dari lingkup sosialnya dan mulai membangun ego sentris tiada tara. Namun jauh dari hiruk-pikuk persoalan hidup semacam itu, manusia memiliki ikatan kebersamaan dalam rasa yang dapat dibangkitkan dan dibangun kembali melalaui seni. Pesan sederhana namun mendasar inilah yang akan disampaikan oleh ArtISM melalui "IKAT". Pendukung pertunjukan; Eko Santosa, Andri Surawan, Daan, Suwarto (Indonesia), Norisham Osman, Alhafiz Jamaat, Rafaat H Hamzah (Singapura), Yusof Bakar, Haryany Mohamad, Maizul Baharuddin, Danial Lee, Ard Omar (Malayisa), serta Grace Loeckheart dan Ronyel Compra (Philipina). (**)

Minggu, 21 Mei 2017

Bhumisuta Telah Berpentas

 Studio Teater bekerjasama dengan Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman beserta personil TbR dan WdP telah mementaskan karya pertunjukan bertema selebrasi yang dikerjakan secara kolaboratif "Bhumisuta". Pementasan ini lebih disebut sebagai pertunjukan selebrasi karena konsep tata adegan serta pilihan visualisasi disengaja untuk menyampaikan pesan tertentu secara ringan, renyah dan verbal. Ia tidak mengandung unsur estetika teater panggung yang ndakik-ndakik dan njlimet. Bhumisuta menceritakan tentang kerusakan alam akibat ulah manusia dan pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Pertunjukan ini mengajak penonton untuk bersama menjaga alam semesta. Pilihan visualisasi untuk menyampaikan pesan ringan dan universal ini merupakan kombinasi atau kolaborasi antara musik, mantram, puisi, lagu, tari, drama dan eksplorasi tata rias, busana serta piranti pentas.


Tata tari dikerjakan secara bersama oleh Dinda, Sekar, Ambar, dan Pita. Tata gerak orang-orang desa dikerjakan secara bersama oleh Gilbo, Choliq, Awis, Nimas, Lulu, Inan dengan koordinasi Dila. Tata gerak mesin dikerjakan bersama oleh Chitto, Tama, Ucik, Endah, Eva, Djury, di bawah koordinasi Bagus. Musik ditata oleh Daan dan Tatag. Pembaca puisi Kelik Kenthir dan Eko Ompong. Penyanyi Dinda dan tata artistik dikoordinasi sepenuhnya oleh Becak. Seksi latihan dan konsultan tandem adalah Andri Surawan. Pentas model selebrasi "Bhumisuta" ini memang sejak awal dirancang sebagai bentuk pendidikan dan pemberdayaan sumber daya seni muda sehingga tidak ada penyutradaraan secara ketat dan khusus. Semua elemen bergerak berdasar konsep atau dasar pikiran adegan yang ada dan kemudian diwujdukan dalam ekspresi sesuai kelompok kerjanya. Segala pernik pementasan coba dirancang dan dibuat sendiri dengan semangat "kreasi cipta sejelek apapun lebih tulus, tangguh, dan berani dibanding menyewa!".


Dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman membuat proses "Bhumisuta" berjalan dengan baik. Karya ini dipentaskan pada tanggal 21 Mei 2017 di Anjungan DIY Taman Mini Indonesia Indah Jakarta pada acara Parade Teater Yogyakarta. Selamat untuk teman-teman "Bhumisuta" yang telah mau belajar bersama-sama. Sip!!


Sabtu, 29 April 2017

Bhumisuta

Teman-teman TbR diminta oleh Dinas Kebudayan Kabupaten Sleman untuk mengkreasi teater modern untuk program bulan Mei 2017. Setelah melalui beberapa koordinasi kepada teman-teman dari beberapa komunitas atas kesediaan tenaga dan waktunya, permintaan ini pun dilaksanakan. Dengan tema kerja "seperti biasanya", Studio Teater bersama personil TbR mulai mengerjakan konsep pementasan yang mengedepankan proses kolaborasi antarcabang seni pertunjukan. Judul persembahan pertunjukan teater ini adalah "Bhumisuta". Pesan yang coba disuarakan dalam pertunjukan ini adalah perawatan kehidupan dan alam semesta. Manusia pada dasarnya adalah bagian dari alam, namun perkembangan pikiran modern terkadang mendorong manusia untuk berada di atas alam. Pemikiran semacam ini banyak melahirkan tindak eksploitatif yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Oleh karena itu dengan kesadaran bahwa manusia adalah bagian dari alam, maka tindak eksploitasi ini menjadi teredam. Karena merusak alam sama dengan merusak kehidupan manusia, Pertunjukan ini rencananya akan dibawakan sekira 25 personel. Kolaborasi do'a, musik, puisi, lagu, teater, tari dan rupa dihadirkan ke dalam 8 adegan Bhumisuta yang akan dipentaskan tanggal 21 Mei di TMII Jakarta. Latihan diadakan hampir setiap hari dan dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk kemudian dipresentasikan dalam latihan running. Sip!! 

Kamis, 20 April 2017

Latihan Teknik Dasar Pemeranan

Teman-teman TbR di Studio Teater semenjak akhir bulan Februari menggelar latihan dasar teknik pemeranan. Latihan dengan jadwal seminggu 2 kali (tapi terkadang juga sekali, tergantung kondisi) ini selalu diawali dengan theatre games sebagai pemanasan, Proses didekati dengan menggunakan format adegan improvisasional baik dalam bentuk adegan individu, pasangan ataupun kelompok. Topik setiap adegan disesuaikan dengan teknik dasar yang ingin dipelajari. Pada saat latihan teknik muncul sesi awal di mana para pemain harus memahami area panggung, arah hadap dan garis laku, semua menjadi tegang. Hal ini dikarenakan setiap orang harus memahami semua hal tersebut melalui instruksi yang diberikan oleh temannya. Pemberi instruksi pun tak kalah seriusnya karena ia harus mencatat apa rencana arahan yang harus dilakukan oleh temannya. Lathan dasar pemahaman panggung dalam teknik muncul ini terasa menarik karena semua orang harus mencatat rencana arahan laku. Dan, mencatat adalah hal yang kurang terbiasa karena  basis dari latihan sebelumnya adalah improvisasi. Teknik dasar pemeranan lain yang dilatihkan di antaranya adalah teknik timing, kontras, teknik jeda dan teknik irama. Semua teknik dasar ini dilakukan dalam penggal adegan. Dari sesi latihan teknik yang sedikit tidak terbiasa ini diharapkan para pemain dapat menerapkannya dalam TbR. Sehingga ketika pada saat TbR dipentaskan, hal-hal teknis ini bisa menjadi perhatian dan membuat nomor pementasan memiliki cita rasa baru.

Selasa, 14 Februari 2017

ToT Theatre Games

Studio Teater menyelenggarakan agenda training on trainers theatre games. Agenda ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan trainer dalam memberikan workshop theatre games. Program dibagi menjadi 2  sesi. Sesi pertama adalah peerteaching dimana calon trainer mencobakan cara memberikan materi theatre games kepada peserta yang semuanya adalah teman sendiri. Setelah itu calon trainer yang dalam hal ini adalah Djurry dan Bagus mendapatkan masukan tentang metode dan strategi pelatihan. Sesi pertama dilaksnakan pada tanggal 8, 10, 14, dan 17 Februari. Peserta ToT sesi 1 merupakan anggota theatre by request, mahasiswa teater ISI Yogyakarta dan 2 orang mahasiswa asing dari Eropa Timur. Setelah itu, workshop theater game yang sesungguhnya (praktik lapangan) dilaksanakan pada tanggal 22 Februari 2017 di ISI Yogyakarta dengan trainer Bagus dan tanggal 24 Februari 2017 di UNY dengan trainer Djurry. Agenda ToT ini sangat penting bagi studio teater selain sebagai bentuk penyebaran metode theatre games juga diharapkan dapat menghasilkan pemateri yang memahami metode theatre games dengan lebih  baik. Selain itu, program ini juga dimaksudkan untuk mendukung program kerja Theatre by Request di bawah manajemen Whani d Project yang akan menyelenggarakan pentas dan workshop di sekolah-sekolah. Sip.

Sabtu, 14 Januari 2017

TbR dan Anak-anak

Theatre by Request mendapat undangan dari PT Regina Realty Jakarta untuk berpentas dan melaksanakan theatre games pada tanggal 14 Januari 2017 di Graha Regina Jakarta. Acara ini diperuntukkan khusus bagi anak-anak yang pada hari itu mereka berjumlah sekira 50-an orang. Program pendidikan luar sekolah bagi anak-anak ini merupakan salah satu progam rutin mingguan yang diselenggarakan oleh PT Regina Realty. Dalam kesempatan ini TbR menyajikan sekira 10 nomor adegan dan beberapa nomor theatre games. Anak-anak yang masih berada dalam usia sekolah dasar ini sangat antusias untuk terlibat selama pertunjukan yang memang berkonsep kolaboratif improvisasional ini. Mereka saling berebut untuk memilih adegan, tema, dan pemain. Bahkan pada saat nomor kontrol dimana mereka harus menjadi sutradara langsung dalam sebuah adegan, mereka nampak bersemangat. Tanpa banyak keterangan dan ajakan dari Host, mereka langsung bisa, mau, berani, dan bersemangat untuk melibatkan diri. Hal ini sangat istimewa karena biasanya dengan penonton yang lebih dewasa Host harus menjelaskan detail konsep dan mengajak penonton untuk mau terlibat. Sementara, anak-anak ini sama sekli tidak terlihat canggung untuk ikut bermain. Juga pada saat theatre games dilaksanakan, anak-anak tambah bersemangat untuk mengikutinya. Dengan pengalaman berharga ini TbR mulai harus kembali belajar untuk mengakomodasi penonton anak-anak dengan materi nomor serta gaya penyajian yang disesuaikan. Sip!!

Senin, 02 Januari 2017

SELAMAT TAHUN BARU 2017

SELAMAT TAHUN BARU 2017.
Semoga tahun berjalan TbR tetap bisa berkunjung dan bersama-sama belajar dengan handai taulan dan sanak saudara sekalian. Belajar dan mengajar adalah fitrah yang mengasyikkan apalagi jika dikerjakan dalam bentuk seni dan oleh karena itu hukumnya adalah wajib. Tidak ada gunanya berekspresi seni jika tidak berdampak pada masyarakat. Sekali lagi, Selamat Tahun Baru!!