Laman

Selasa, 10 Juli 2018

Tancep dan Kartu Adegan

Senin, 9/06/18 TbR kembali berlatih lanjutan karakter. Khusus pada sesi ini peserta memahami tentang gravitasi bumi dalam kaitannya dengan pose, gestur, dan gestikulasi karakter ketika bejalan, diam, dan berbicara. Tidak mudah menerapkan hukum gravitasi dalam laku karakter. Di dalam wayang atau tari Jawa konsep ini diadopsi dalam "tancep" di mana penari mengambil posisi dan pose sesuai karakternya dengan mantap. TbR melatihkan ini dalam usahanya untuk melakonkan karakter di luar dari karakter pemain itu sendiri. Secara fisik latihan ini dapat dilakukan dengan kuda-kuda, pernafasan dan stomping seperti apa yang dilatihkan oleh Whani Darmawan. Namun secara psikologis, "tancep" berkait erat dengan keyakinan pemeran akan dirinya dan peran yang dibawakannya. Hal dasar ini mesti harus dilatihkan berulang sehingga dapat dipahami dan diterapkan dengan baik oleh para pemain TbR. Untuk menegaskan keyakinan itu, latihan dilanjut dengan "kartu adegan" di mana pemain diberi garis besar sebuah adegan untuk diperagakan secara improvisasi. Dalam beberapa karakter, pemain terasa enak membawakan terutama jika peran tersebut tidak terlalu jauh dari lingkungan keseharian pemain. Namun ketika peran tersebut memiliki latar sosial dan budaya berbeda, hantu keyakinan muncul dan merontokkan kemantapan pemain dalam berperan. Hantu ini mengusik pikiran dan kondisi fisik sehingga mengganggu penampilan. Peran yang semestinya dilakoni tanpa dipikir menjadi penuh beban pemikiran. Peran yang semestinya menyatu secara otomatis antara pikiran, perasaan dan perbuatan menjadi terpisah dan berada di ambang keraguan. Memang perlu usaha dan terus menerus berlatih. Hadir dalam latihan Andre, Awis, Nimas, Gilbo, Efa, Yayak, Garit, Benny, Bagus, dan pencatat latihan Dinu. (**)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar