Selasa, 10 Maret 2020

Coba Nomor Lama

Latihan TbR hari ini difokuskan pada percobaan nomor-nomor lama. Selepas pemanasan dengan theatre game dilakukan, percobaan nomor diawali dengan maraton monolog. Tujuan dari cobaan ini adalah pemain berani mengambil risiko untuk melanjutkan cerita temannya. Tidak mudah sekaligus tidak terlalu sulit, namun hambatan yang seringkali terjadi adalah pemain tidak ikhlas mendengarkan temannya bercerita dalam model monolog. Ia terjebak untuk membangun ceritanya sendiri di kepala. Ketika tiba gilirannya, cerita di kepala ini bisa buyar karena ujung cerita teman yang mesti ia respon belum tentu sesuai dengan cerita yang ada di kepalanya. Karena kurang khusuk mendengarkan cerita teman ini, juga mengakibatkan alur cerita berhenti karena gangguan yang ada di kepala pemain yang telah membangun cerita sebelumnya. Bahkan, karena fokus membangun cerita sendiri ini, logika cerita teman terabaikan sehingga ketika cerita mesti berlanjut nalarnya tidak ketemu. Latihan maraton monolog ini sangat bagus untuk membangun imajinasi bersama dengan respon dengar-wicara di mana pemain mendengar cerita teman dan melanjutkannya dalam wicara. Ketika wicara dilakukan pada saat yang sama pemain tersebut mesti mendengar apa yang ia wircarakan sehingga pikiran tidak kosong. Sekali pikiran kosong, maka jeda akan terjadi. Sayangnya jeda ini bukan jeda teknik pemeranan melainkan jeda karena blank. Nomor berikut yang dicobakan selepas maraton monolog adalah puisi Jibberish. Kendala utama dari bahasa Jibberish adalah terabaikannya konsep pembentuk bahasa sehingga diwicarakan secara tak konsisten. Kendala lain berpuisi dengan Jibberish adalah fokus pikiran ada pada bahasa sehingga melupakan ekspresi. Akibatnya susunan bait-bait puisi yang dihasilkan seringkali menyerupai susunan kalimat cerita. Meski banyak pembenahan, latihan nomor-nomor TbR ini menarik dan akan terus dilangsungkan sambil menyusun nomor-nomor baru. Hadir dalam latihan; Andri, Beny, Aji, Nimas, Shinta, dan Gusti. (**)