Sabtu, 29 April 2017

Bhumisuta

Teman-teman TbR diminta oleh Dinas Kebudayan Kabupaten Sleman untuk mengkreasi teater modern untuk program bulan Mei 2017. Setelah melalui beberapa koordinasi kepada teman-teman dari beberapa komunitas atas kesediaan tenaga dan waktunya, permintaan ini pun dilaksanakan. Dengan tema kerja "seperti biasanya", Studio Teater bersama personil TbR mulai mengerjakan konsep pementasan yang mengedepankan proses kolaborasi antarcabang seni pertunjukan. Judul persembahan pertunjukan teater ini adalah "Bhumisuta". Pesan yang coba disuarakan dalam pertunjukan ini adalah perawatan kehidupan dan alam semesta. Manusia pada dasarnya adalah bagian dari alam, namun perkembangan pikiran modern terkadang mendorong manusia untuk berada di atas alam. Pemikiran semacam ini banyak melahirkan tindak eksploitatif yang pada akhirnya akan merugikan manusia itu sendiri. Oleh karena itu dengan kesadaran bahwa manusia adalah bagian dari alam, maka tindak eksploitasi ini menjadi teredam. Karena merusak alam sama dengan merusak kehidupan manusia, Pertunjukan ini rencananya akan dibawakan sekira 25 personel. Kolaborasi do'a, musik, puisi, lagu, teater, tari dan rupa dihadirkan ke dalam 8 adegan Bhumisuta yang akan dipentaskan tanggal 21 Mei di TMII Jakarta. Latihan diadakan hampir setiap hari dan dibagi ke dalam kelompok-kelompok untuk kemudian dipresentasikan dalam latihan running. Sip!! 

Kamis, 20 April 2017

Latihan Teknik Dasar Pemeranan

Teman-teman TbR di Studio Teater semenjak akhir bulan Februari menggelar latihan dasar teknik pemeranan. Latihan dengan jadwal seminggu 2 kali (tapi terkadang juga sekali, tergantung kondisi) ini selalu diawali dengan theatre games sebagai pemanasan, Proses didekati dengan menggunakan format adegan improvisasional baik dalam bentuk adegan individu, pasangan ataupun kelompok. Topik setiap adegan disesuaikan dengan teknik dasar yang ingin dipelajari. Pada saat latihan teknik muncul sesi awal di mana para pemain harus memahami area panggung, arah hadap dan garis laku, semua menjadi tegang. Hal ini dikarenakan setiap orang harus memahami semua hal tersebut melalui instruksi yang diberikan oleh temannya. Pemberi instruksi pun tak kalah seriusnya karena ia harus mencatat apa rencana arahan yang harus dilakukan oleh temannya. Lathan dasar pemahaman panggung dalam teknik muncul ini terasa menarik karena semua orang harus mencatat rencana arahan laku. Dan, mencatat adalah hal yang kurang terbiasa karena  basis dari latihan sebelumnya adalah improvisasi. Teknik dasar pemeranan lain yang dilatihkan di antaranya adalah teknik timing, kontras, teknik jeda dan teknik irama. Semua teknik dasar ini dilakukan dalam penggal adegan. Dari sesi latihan teknik yang sedikit tidak terbiasa ini diharapkan para pemain dapat menerapkannya dalam TbR. Sehingga ketika pada saat TbR dipentaskan, hal-hal teknis ini bisa menjadi perhatian dan membuat nomor pementasan memiliki cita rasa baru.