Sabtu, 23 Mei 2020

SELAMAT BERLEBARAN - 2020


MENGUCAPKAN SELAMAT BERLEBARAN
UNTUK SEMUA SAJA
DAN JANGAN LUPA TETAP JAGA KESEHATAN

SALAM
TbR

Selasa, 19 Mei 2020

Reverse Story – Latihan TbR dari Rumah


Malam ini Theatre by Request kembali melakukan latihan dari rumah melalui WA Group dengan materi theatre games berbasis gambar dan teks. Materi latihan kali ini adalah membangun cerita dengan urutan dibalik (reverse) dengan bantuan gambar. Kepada peserta disajikan gambar-gambar dan diminta untuk mengidentifikasi  masing-masing gambar dalam maksimal 2 kalimat. Kalimat per gambar yang dimiliki oleh peserta tersebut kemudian digunakan untuk menyusun keseluruhan cerita. Namun demikian, cerita yang disusun mesti berurutan terbalik dari urutan gambar. Artinya gambar pertama menjadi gambar terakhir. Untuk keperluan penyusunan cerita ini, peserta diperbolehkan menyesuaikan kalimat yang telah dimilikinya namun tidak diperkenankan berubah secara total. Berikut urutan gambar yang disajikan dan contoh kalimat yang dihasilkan dari masing-masing gambar. 


5) Ayah dia seorang bandar togel yang kaya raya. 4) Aku sangat kaget ketika Ayahku menelpon. Dia kecelakan. 3) Kuberharap dia datang. Aku sudah menunggu lama. 2) Kayuh terus ku kayuh hingga aku mendapatkan dia. 1) Aku mendapatkan hadiah dari ayah. Untuk ulang tahunku yang ke 20.


Ketika gambar diurutkan terbalik, maka susunan kalimat-kalimat disesuaikan menjadi cerita seperti berikut.

Ayah dia seorang badar togel yang kaya raya. Aku kaget ketika Ayahku menelpon. Dia kecelakaan dan dia terbaring di rumah sakit. Kecelakaan itu terjadi Ketika aku menunggu di bawah pohon yang berharap dia datang. Akupun menunggu lama. Sepeda ku kayuh terus ku kayuh agar aku mendapatkan dia. Aku bersepeda dan memakai sandal hadiah Ayah untuk ulang tahunku yang ke 20.

Peserta harus berusaha keras untuk mengurutkan cerita secara kronologis dan logis. Usaha ini sekilas mudah namun sesungguhnya memerlukan konsentrasi dan pemikiran lumayan serius. Contoh di atas adalah salah satu usaha yang dilakukan peserta, meskipun kurang sempurna namun cukup logis.

Latihan berikutnya adalah menyusun cerita secara berantai dan berjalan mundur di mana kepada peserta disajikan satu kalimat sebagai ending cerita. Dari kalimat ini, masing-masing peserta secara bergiliran diminta untuk membuat cerita sebelumnya dalam 2 kalimat. Jadi pada akhirnya, cerita akan diusahakan untuk menuju ke awal. Berikut kalimat ending cerita yang disajikan dan jalannya cerita mundur ke belakang.

Pangeran dan Tuan Puteri tersenyum gembira disertai tepukan meriah para punggawa dan rakyat jelata. Mereka akhirnya hidup bahagia selama-lamanya.

Kejadian-kejadian sebelumnya sebelum ending cerita menururt peserta adalah sebagai berikut.

Sang Raja menjadi lega karena pertentangan yang selama ini terjadi di negrinya telah berakhir. Di hari ini dia menikahkah Pangeran dan putrinya di hadapan rakyatnya. Darah mengucur dari sudut bibir Pangeran yang tersenyum sesaat setelah memenangkan pertarungan yang cukup alot dengan jagoan dari kerajaan seberang. Sesuai kesepakatan, jika sang Pangeran mampu mengalahkan jagoan dari kerajaan seberang, pertentangan antar dua kerajaan itu akan disudahi. Sabetan demi sabetan menyerang kedua pangeran yang sedang memperebutkan seorang Putri. Pangeran William dari sebrang mulai tersudutkan dan tak lama pedang yang dibawa Pangeran Purwadi berhasil menancap di bagian bibir dan lehernya. Sang Raja kaget ketika mendapatkan tantangan dari kerajaan sebrang. Kemudian sang Raja memerintahkan Pangeran untuk mengerahkan pasukannya dan mempersiapkan sejata masing-masing. Malam itu, Raja dan sang Puteri sedang berbincang di balkon istana ketika ada sepasukan tentara sebrang beserta pangerannya mendekati gerbang istana dengan senjata lengkap. Salah satu prajurit yang berjaga mendengar dari kejauhan ada suara gemuruh pasukan dan melihat ramainya pasukan yang datang. Pasukan musuh yang sudah dalam perjalanan itu menghentakkan kaki, sesekali menghantamkan pedang ke arah masing-masing tameng untuk membuat suara gemuruh dan menakut-nakuti pasukan kerajaan yang akan diserang. Di Istana tersebut hiduplah seorang raja dan ratu, beserta putrinya yang cantik. Namun walaupun istana itu terlihat makmur, diam-diam mereka memiliki musuh dari negri sebrang, dengan pasukan yang mengerikan. Pada suatu hari, di sebuah wilayah yang indah dikelilingi danau hijau dan langit yang biru ada sebuah kerajaan megah.

Demikian hasil penyusunan cerita dengan alur mundur. Tentu saja tidak sempurna tetapi para peserta telah berusaha untuk melogikan urutan cerita secara terbalik. Latihan ini selain mengasah kreativitas dan konsentrasi dapat digunakan untuk melatihkan logika penyusunan sebuah cerita. Dengan membalik alur waktu, maka penulis akan dipaksa untuk menemukan kemungkinan cerita sebelumnya. Dalam konteks ini, peserta dianalogikan sebagai aktor yang mesti mencari atau menemukan motif tindakan. Motif ini menjadi penting karena ialah yang mendorong seorang aktor melakukan aksinya (akting). Aksi tanpa motif jelas akan menemui ruang kosong karena terlihat dibuat-buat. Oleh karena itulah, aktor mesti mampu menemukan alasan (dengan membangun/memahami cerita sebelumnya yang biasanya tidak tertulis dalam naskah) ketika akan melakukan aksi. (**)

Jumat, 15 Mei 2020

Cerita Abjad dan Gambar Bercerita Terusan – Latihan TbR Dari Rumah


Malam ini TbR kembali latihan dari rumah melalui WA Group. Materi latihan adalah theater games berbasis teks dan gambar. Materi dengan basis teks adalah “Cerita Abjad” di mana peserta secara berurutan membangun cerita bersama dengan huruf awal kalimat sesuai urutan abjad dari A sampai Z. Untuk mendukung permainan ini, peserta diminta melakukan presensi agar jalannya permainan secara berurutan dapat dilakukan dengan baik. Masing-masing peserta harus mampu membuat kalimat sesuai huruf awalan yang menjadi gilirannya. Kalimat harus bersambung dengan kalimat sebelumnya secara kronologis. Berikut hasil latihan tersebut.

Ada sejarah yang berserakan di perut kucing yang tengah tertidur di samping kasurku dan berharap aku belai tanpa membangunkannya. Bila nanti ada yang berisik akan aku suruh diam. Cukup lama kurawat kucing itu, maka wajar saja jika beragam kisah masa lalu melekat pula padanya. Di saat kucing sakit dan sedih aku selalu di sampingnya. Empati yang terjalin di antara kami sangat kuat dan membuatku seolah mampu merasakan apa yang dirasakannya. Ferdian adalah nama terbaik untuk kucing itu. Guling di kasurku menjadi tempat favorit tidurnya ketika siang. Hati ini sangat senang bila melihat Ferdian tidak bepergian. Indah memang hubunganku dengan Ferdian, tapi tetap saja aku suka sebal dengan Ferdian ketika memakan segala makanan, bahkan barang-barangku pun terkadang dimakannya. Jika sudah begitu aku tak kuasa menahan amarah hingga tanpa sadar aku memukulnya dengan gagang sapu. Kadang aku menyesal bertindak terlalu keras padanya. Lain kali aku tidak akan melakukan hal itu, lebih baik aku peluk erat-erat jika dia melakukan kesalahan. Mungkin itu adalah solusi terbaik. Namun aku merasa aneh ketika Ferdian sedang dimarahi. Onggokan sampah di sudut rumahpun diobrak-abrik olehnya bila dia sedang kesal denganku. Pantas saja Ferdian tak punya teman sama sekali, tabiatnya begitu. Qirun adalah teman satu-satunya Ferdian yang ketika dia sedang kesal Ferdian selalu curhat dengannya. Raungan Ferdian yang terdengar dari kejauhan membuat Qirun tahu bahwa harus segera menghampiri Ferdian. Sedangkan aku selalu tidak terima bila Ferdian dan Qirun berteman, sebab Qirun hanyalah kucing kampung yang tak pernah mandi dan bau. Tapi mau bagaimana lagi, Ferdian juga kelakuannya seperti kucing kampung. Usut punya usut, meskipun bulunya lebat dan panjang, Ferdian ini adalah hasil persilangan kucing anggora dan kucing kampung. Vaksinasi sudah aku berikan saat Ferdian masih kecil agar genetika penyakitan dari bapaknya yang kucing kampung itu tidak menurun padanya. Walaupun istriku sering ngomel kalau biaya perawatan Ferdian lebih mahal daripada bedaknya aku tetap rawat dia seperti anakku. Xerostomia, itulah salah satu keluhan yang sering muncul yang membuatku hilir mudik memeriksakannya dan membuat iri budget skincare istriku. Yakin bawa Ferdian adalah kucing istimewa dibanding kucing lain. Zaman yang akan membuktikan bahwa Ferdian adalah kucing terbaik sepanjang masa.

Materi berikutnya adalah membangun cerita berdasarkan gambar, “Gambar Bercerita Terusan”. Sebagai permulaan (warm up), peserta diminta melakukan permainan asosiasi, d imana setiap orang menuliskan satu kalimat berdasar gambar yang diberikan. Penyusunan kalimat mesti dilakukan dengan cepat seturut imajinasi yang melintas di kepala. Setelah itu, disajikan sebuah gambar yang ceritanya mesti disusun oleh peserta dengan aturan sama yaitu, satu orang satu kalimat. Imajinasi atau logika cerita berdasarkan pada gambar yang disajikan. Berikut hasil cerita yang disusun.

Kecipak air berpagutan riuh dengan jejeritan anak-anak di tepi telaga siang itu. Betapa bahagianya mereka, berendam membasahi kulit yang ranum. Ragu-ragu kulangkahkan kaki ke dermaga tepi telaga. Ketika mereka sedang riang gembira tiba-tiba muncul putri duyung yang sangat mengerikan. Putri duyung itu membawa teman-temannya yang mengerikan dan ingin membalas dendam karena di hari sebelumnya ketika sedang bermain ditempat yang sama, anak-anak itu melempari mereka dengan batu. Anak-anak yang sudah siap di posisi sudah membawa batu untuk dilempar ke arah putri duyung tersebut. Kemudian anak-anak tersebut melempari bebatuan kepada putri duyung dan sebaliknya putri duyung juga mengeluarkan kekuatannya. Mereka saling adu batu sehingga salah satu anak terkena dahinya hingga berdarah. Darah itu mengucur sampai ke laut hingga putri duyung mencium bau amis yang membuat dia makin lupa akan rasa belas kasihannya hingga satu anak diseret sampai tenggelam. Satpol PP akhirnya datang dan mencoba menghentikan tawuran anak dan putri duyung. 13 Duyung berhasil diamankan, 1 anak tenggelam sudah ditemukan dalam keadaan tak sadar untuk dibawa ke rumah sakit, dan semua anak itu kemudian dikembalikan kepada orang tuanya.

Latihan ini selain mengasah imajinasi dan kreativitas juga bergantung pada tingkat literasi peserta. Sekilas mudah saja menyusun kalimat, namun ketika harus kronologis berdasar kalimat sebelumnya yang diciptakan orang lain belum tentu mudah. Kalimat sebelumnya seolah hadir sebagai instruksi yang tidak bisa ditawar. Jadi kalimat lanjutan sebisa mungkin mesti logis. Latihan diikuti oleh Dinu Imansyah, Muhammad Ramdan, Eni, Andri, Bagus, Galang, Bentar, Awis Citra, Benny, Dila, dan Tatag. (**)  

Selasa, 12 Mei 2020

Dialog Orang Ketiga – Latihan TbR dari Rumah

Malam ini TbR kembali melangsungkan latihan dari rumah, tetap melalui grup WA. Latihan kali ini melanjutkan latihan sebelumnya “Orang Ketiga” yang mana pemain diminta untuk melakukan dialog antara 2 orang tokoh yang masing-masing selalu menggunakan kata ganti orang ketiga dan keterengan waktu lampau. Latihan yang diberi judul “Dialog Orang Ketiga” ini bertujuan untuk memperdalam V-effect seperti yang dituturkan oleh Brecht. Berikut, dialog yang mesti dilakukan.

Dialog 1:
A: Aku tahu bahwa katanya kau telah tertipu.
B: Tapi menurutnya aku tidak tertipu.
A: Lalu untuk apa ia telah berkata demikian?
B: Aku sudah tidak tahu.

Pendapat:
Aku merasakan perspektif yang berbeda ketika memerankan peran yang berbeda. Walau yang memerankan hanya "aku", tapi aku jadi memikirkan jika aku berada di situasi dan posisi yang berbeda.

Dialognya membingungkan pak, dari pemilihan kata yang disusun utk kalimat juga ambigu maksudnya.

Ada rasa keingintahuan, apa yang ada di dalam pikiran orang ketiga. Kenapa orang ketiga melakukan demikian.

Orang ketiga memberi informasi berbeda kepada si A dan B yang membuat si A dan B mendapatkan keperbedaan informasi.

Ketika bilang aku sudah tidak tahu kok rasanya aneh ya Pak.

Dialog yang membingungkan. A tidak yakin dengan kata-katanya, B nampaknya tidak merasa. Jadi masalahnya nggak ketemu.

Ada perasaan tak punya beban saat mendialogkan A, tapi saat mendialogkan B, jadinya kok jadi saya merasa menjadi "aku" padahal sebelumnya merasa punya jarak, atau gak punya tendensi apa-apa.

Menurut saya dialog ini. A menganggap katanya B tertipu. Tapi hanya katanya. Dialog ini belum jelas infonya.

Struktur dialog di atas memperlihatkan bahwa ada 3 orang tokoh yaitu A, B, dan “ia”, namun yang tampil di dalam adegan hanya A dan B. Tentu saja di sini A dan B terkesan driven oleh “nya” yang tidak ada tersebut. Jadinya, A dan B tidak pernah hadir secara utuh. Berbeda ketika Dialog 1 diubah menjadi kata ganti orang pertama dan waktu kini, maka kira-kira akan menjadi seperti di bawah ini.

Dialog 2 :
A: Aku tahu bahwa kau kena tipu.
B: Tapi menurutku aku tidak tena tipu.
A: Mengapa bisa begitu?
B: Aku tidak tahu.

Pendapat:
Umumnya menyatakan bahwa Dialog 2 lebih jelas dan langsung. Dari sisi aktor, Dialog 2 lebih mudah diadaptasi oleh aktor. Makna kalimat juga lebih mudah dipahami Dialog 2 karena menggunakan waktu kini dan dari orang pertama. Dalam Dialog 2, aktor bisa berbicara lepas dan tidak lagi canggung. 

Jadi secara umum, pemeran akan merasa nyaman dan bisa fokus terhadap peran dalam Dialog 2 ketimbang Dialog 1 di mana pemeran bisa menyatu dengan tokoh yang diperankan. Namun hal itulah yang justru dihindari oleh Brecht karena ia menuntut bahwa aktor pun mesti melakukan observasi selama pementasan dilangsungkan. Dengan melekatnya diri pemeran ke dalam tokoh, maka proses observasi tidak bisa dilakukan. Nah untuk menghindari penikmatan pemeran atas tokoh ang diperankan inilah kata ganti orang ketiga dan waktu lampau dalam dialog digunakan. Penggunaan orang ketiga dan waktu lampau mendorong pemain memiliki jarak antara dirinya dan tokoh yang diperankan dan jarak inilah yang dapat membuat pemeran terasing dengan diri dan tokoh yang diperankan. (**)