Malam
ini TbR kembali melangsungkan latihan dari rumah, tetap melalui grup WA.
Latihan kali ini melanjutkan latihan sebelumnya “Orang Ketiga” yang mana pemain
diminta untuk melakukan dialog antara 2 orang tokoh yang masing-masing selalu
menggunakan kata ganti orang ketiga dan keterengan waktu lampau. Latihan yang
diberi judul “Dialog Orang Ketiga” ini bertujuan untuk memperdalam V-effect
seperti yang dituturkan oleh Brecht. Berikut, dialog yang mesti dilakukan.
Dialog
1:
A: Aku
tahu bahwa katanya kau telah tertipu.
B: Tapi
menurutnya aku tidak tertipu.
A: Lalu
untuk apa ia telah berkata demikian?
B: Aku
sudah tidak tahu.
Pendapat:
Aku merasakan
perspektif yang berbeda ketika memerankan peran yang berbeda. Walau yang
memerankan hanya "aku", tapi aku jadi memikirkan jika aku berada di
situasi dan posisi yang berbeda.
Dialognya membingungkan
pak, dari pemilihan kata yang disusun utk kalimat juga ambigu maksudnya.
Ada rasa keingintahuan,
apa yang ada di dalam pikiran orang ketiga. Kenapa orang ketiga melakukan
demikian.
Orang ketiga memberi
informasi berbeda kepada si A dan B yang membuat si A dan B mendapatkan
keperbedaan informasi.
Ketika bilang aku sudah
tidak tahu kok rasanya aneh ya Pak.
Dialog yang
membingungkan. A tidak yakin dengan kata-katanya, B nampaknya tidak merasa. Jadi
masalahnya nggak ketemu.
Ada perasaan tak punya
beban saat mendialogkan A, tapi saat mendialogkan B, jadinya kok jadi saya
merasa menjadi "aku" padahal sebelumnya merasa punya jarak, atau gak
punya tendensi apa-apa.
Menurut saya dialog
ini. A menganggap katanya B tertipu. Tapi hanya katanya. Dialog ini belum jelas
infonya.
Struktur dialog di atas memperlihatkan bahwa ada 3 orang
tokoh yaitu A, B, dan “ia”, namun yang tampil di dalam adegan hanya A dan B. Tentu
saja di sini A dan B terkesan driven oleh “nya” yang tidak ada tersebut.
Jadinya, A dan B tidak pernah hadir secara utuh. Berbeda ketika Dialog 1 diubah
menjadi kata ganti orang pertama dan waktu kini, maka kira-kira akan menjadi
seperti di bawah ini.
Dialog 2
:
A: Aku
tahu bahwa kau kena tipu.
B: Tapi
menurutku aku tidak tena tipu.
A:
Mengapa bisa begitu?
B: Aku tidak tahu.
Pendapat:
Umumnya menyatakan bahwa Dialog 2 lebih jelas dan langsung. Dari
sisi aktor, Dialog 2 lebih mudah diadaptasi oleh aktor. Makna kalimat juga
lebih mudah dipahami Dialog 2 karena menggunakan waktu kini dan dari orang
pertama. Dalam Dialog 2, aktor bisa berbicara lepas dan tidak lagi canggung.
Jadi secara umum, pemeran akan merasa nyaman dan bisa fokus
terhadap peran dalam Dialog 2 ketimbang Dialog 1 di mana pemeran bisa menyatu
dengan tokoh yang diperankan. Namun hal itulah yang justru dihindari oleh
Brecht karena ia menuntut bahwa aktor pun mesti melakukan observasi selama
pementasan dilangsungkan. Dengan melekatnya diri pemeran ke dalam tokoh, maka
proses observasi tidak bisa dilakukan. Nah untuk menghindari penikmatan pemeran
atas tokoh ang diperankan inilah kata ganti orang ketiga dan waktu lampau dalam
dialog digunakan. Penggunaan
orang ketiga dan waktu lampau mendorong pemain memiliki jarak antara dirinya
dan tokoh yang diperankan dan jarak inilah yang dapat membuat pemeran terasing
dengan diri dan tokoh yang diperankan. (**)