Malam ini TbR kembali latihan dari rumah
melalui WA Group. Materi latihan adalah theater games berbasis teks dan gambar.
Materi dengan basis teks adalah “Cerita Abjad” di mana peserta secara berurutan
membangun cerita bersama dengan huruf awal kalimat sesuai urutan abjad dari A
sampai Z. Untuk mendukung permainan ini, peserta diminta melakukan presensi
agar jalannya permainan secara berurutan dapat dilakukan dengan baik.
Masing-masing peserta harus mampu membuat kalimat sesuai huruf awalan yang
menjadi gilirannya. Kalimat harus bersambung dengan kalimat sebelumnya secara
kronologis. Berikut hasil latihan tersebut.
Ada sejarah
yang berserakan di perut kucing yang tengah tertidur di samping kasurku dan
berharap aku belai tanpa membangunkannya. Bila nanti ada yang berisik akan aku
suruh diam. Cukup lama kurawat kucing itu, maka wajar saja jika beragam kisah
masa lalu melekat pula padanya. Di saat kucing sakit dan sedih aku selalu di
sampingnya. Empati yang terjalin di antara kami sangat kuat dan membuatku
seolah mampu merasakan apa yang dirasakannya. Ferdian adalah nama terbaik untuk
kucing itu. Guling di kasurku menjadi tempat favorit tidurnya ketika siang. Hati
ini sangat senang bila melihat Ferdian tidak bepergian. Indah memang hubunganku
dengan Ferdian, tapi tetap saja aku suka sebal dengan Ferdian ketika memakan
segala makanan, bahkan barang-barangku pun terkadang dimakannya. Jika sudah
begitu aku tak kuasa menahan amarah hingga tanpa sadar aku memukulnya dengan
gagang sapu. Kadang aku menyesal bertindak terlalu keras padanya. Lain kali aku
tidak akan melakukan hal itu, lebih baik aku peluk erat-erat jika dia melakukan
kesalahan. Mungkin itu adalah solusi terbaik. Namun aku merasa aneh ketika
Ferdian sedang dimarahi. Onggokan sampah di sudut rumahpun diobrak-abrik
olehnya bila dia sedang kesal denganku. Pantas saja Ferdian tak punya teman
sama sekali, tabiatnya begitu. Qirun adalah teman satu-satunya Ferdian yang
ketika dia sedang kesal Ferdian selalu curhat dengannya. Raungan Ferdian yang terdengar
dari kejauhan membuat Qirun tahu bahwa harus segera menghampiri Ferdian. Sedangkan
aku selalu tidak terima bila Ferdian dan Qirun berteman, sebab Qirun hanyalah
kucing kampung yang tak pernah mandi dan bau. Tapi mau bagaimana lagi, Ferdian
juga kelakuannya seperti kucing kampung. Usut punya usut, meskipun bulunya
lebat dan panjang, Ferdian ini adalah hasil persilangan kucing anggora dan
kucing kampung. Vaksinasi sudah aku berikan saat Ferdian masih kecil agar
genetika penyakitan dari bapaknya yang kucing kampung itu tidak menurun
padanya. Walaupun istriku sering ngomel kalau biaya perawatan Ferdian lebih
mahal daripada bedaknya aku tetap rawat dia seperti anakku. Xerostomia, itulah
salah satu keluhan yang sering muncul yang membuatku hilir mudik
memeriksakannya dan membuat iri budget skincare istriku. Yakin bawa Ferdian
adalah kucing istimewa dibanding kucing lain. Zaman yang akan membuktikan bahwa
Ferdian adalah kucing terbaik sepanjang masa.
Materi berikutnya adalah
membangun cerita berdasarkan gambar, “Gambar Bercerita Terusan”. Sebagai
permulaan (warm up), peserta diminta melakukan permainan asosiasi, d imana
setiap orang menuliskan satu kalimat berdasar gambar yang diberikan. Penyusunan
kalimat mesti dilakukan dengan cepat seturut imajinasi yang melintas di kepala.
Setelah itu, disajikan sebuah gambar yang ceritanya mesti disusun oleh peserta
dengan aturan sama yaitu, satu orang satu kalimat. Imajinasi atau logika cerita
berdasarkan pada gambar yang disajikan. Berikut hasil cerita yang disusun.
Kecipak air
berpagutan riuh dengan jejeritan anak-anak di tepi telaga siang itu. Betapa
bahagianya mereka, berendam membasahi kulit yang ranum. Ragu-ragu kulangkahkan
kaki ke dermaga tepi telaga. Ketika mereka sedang riang gembira tiba-tiba
muncul putri duyung yang sangat mengerikan. Putri duyung itu membawa
teman-temannya yang mengerikan dan ingin membalas dendam karena di hari
sebelumnya ketika sedang bermain ditempat yang sama, anak-anak itu melempari
mereka dengan batu. Anak-anak yang sudah siap di posisi sudah membawa batu
untuk dilempar ke arah putri duyung tersebut. Kemudian anak-anak tersebut
melempari bebatuan kepada putri duyung dan sebaliknya putri duyung juga
mengeluarkan kekuatannya. Mereka saling adu batu sehingga salah satu anak
terkena dahinya hingga berdarah. Darah itu mengucur sampai ke laut hingga putri
duyung mencium bau amis yang membuat dia makin lupa akan rasa belas kasihannya
hingga satu anak diseret sampai tenggelam. Satpol PP akhirnya datang dan
mencoba menghentikan tawuran anak dan putri duyung. 13 Duyung berhasil
diamankan, 1 anak tenggelam sudah ditemukan dalam keadaan tak sadar untuk
dibawa ke rumah sakit, dan semua anak itu kemudian dikembalikan kepada orang
tuanya.
Latihan ini selain mengasah
imajinasi dan kreativitas juga bergantung pada tingkat literasi peserta.
Sekilas mudah saja menyusun kalimat, namun ketika harus kronologis berdasar
kalimat sebelumnya yang diciptakan orang lain belum tentu mudah. Kalimat
sebelumnya seolah hadir sebagai instruksi yang tidak bisa ditawar. Jadi kalimat
lanjutan sebisa mungkin mesti logis. Latihan diikuti oleh Dinu Imansyah, Muhammad
Ramdan, Eni, Andri, Bagus, Galang, Bentar, Awis Citra, Benny, Dila, dan Tatag. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar