Selasa, 12 Mei 2020

Dialog Orang Ketiga – Latihan TbR dari Rumah

Malam ini TbR kembali melangsungkan latihan dari rumah, tetap melalui grup WA. Latihan kali ini melanjutkan latihan sebelumnya “Orang Ketiga” yang mana pemain diminta untuk melakukan dialog antara 2 orang tokoh yang masing-masing selalu menggunakan kata ganti orang ketiga dan keterengan waktu lampau. Latihan yang diberi judul “Dialog Orang Ketiga” ini bertujuan untuk memperdalam V-effect seperti yang dituturkan oleh Brecht. Berikut, dialog yang mesti dilakukan.

Dialog 1:
A: Aku tahu bahwa katanya kau telah tertipu.
B: Tapi menurutnya aku tidak tertipu.
A: Lalu untuk apa ia telah berkata demikian?
B: Aku sudah tidak tahu.

Pendapat:
Aku merasakan perspektif yang berbeda ketika memerankan peran yang berbeda. Walau yang memerankan hanya "aku", tapi aku jadi memikirkan jika aku berada di situasi dan posisi yang berbeda.

Dialognya membingungkan pak, dari pemilihan kata yang disusun utk kalimat juga ambigu maksudnya.

Ada rasa keingintahuan, apa yang ada di dalam pikiran orang ketiga. Kenapa orang ketiga melakukan demikian.

Orang ketiga memberi informasi berbeda kepada si A dan B yang membuat si A dan B mendapatkan keperbedaan informasi.

Ketika bilang aku sudah tidak tahu kok rasanya aneh ya Pak.

Dialog yang membingungkan. A tidak yakin dengan kata-katanya, B nampaknya tidak merasa. Jadi masalahnya nggak ketemu.

Ada perasaan tak punya beban saat mendialogkan A, tapi saat mendialogkan B, jadinya kok jadi saya merasa menjadi "aku" padahal sebelumnya merasa punya jarak, atau gak punya tendensi apa-apa.

Menurut saya dialog ini. A menganggap katanya B tertipu. Tapi hanya katanya. Dialog ini belum jelas infonya.

Struktur dialog di atas memperlihatkan bahwa ada 3 orang tokoh yaitu A, B, dan “ia”, namun yang tampil di dalam adegan hanya A dan B. Tentu saja di sini A dan B terkesan driven oleh “nya” yang tidak ada tersebut. Jadinya, A dan B tidak pernah hadir secara utuh. Berbeda ketika Dialog 1 diubah menjadi kata ganti orang pertama dan waktu kini, maka kira-kira akan menjadi seperti di bawah ini.

Dialog 2 :
A: Aku tahu bahwa kau kena tipu.
B: Tapi menurutku aku tidak tena tipu.
A: Mengapa bisa begitu?
B: Aku tidak tahu.

Pendapat:
Umumnya menyatakan bahwa Dialog 2 lebih jelas dan langsung. Dari sisi aktor, Dialog 2 lebih mudah diadaptasi oleh aktor. Makna kalimat juga lebih mudah dipahami Dialog 2 karena menggunakan waktu kini dan dari orang pertama. Dalam Dialog 2, aktor bisa berbicara lepas dan tidak lagi canggung. 

Jadi secara umum, pemeran akan merasa nyaman dan bisa fokus terhadap peran dalam Dialog 2 ketimbang Dialog 1 di mana pemeran bisa menyatu dengan tokoh yang diperankan. Namun hal itulah yang justru dihindari oleh Brecht karena ia menuntut bahwa aktor pun mesti melakukan observasi selama pementasan dilangsungkan. Dengan melekatnya diri pemeran ke dalam tokoh, maka proses observasi tidak bisa dilakukan. Nah untuk menghindari penikmatan pemeran atas tokoh ang diperankan inilah kata ganti orang ketiga dan waktu lampau dalam dialog digunakan. Penggunaan orang ketiga dan waktu lampau mendorong pemain memiliki jarak antara dirinya dan tokoh yang diperankan dan jarak inilah yang dapat membuat pemeran terasing dengan diri dan tokoh yang diperankan. (**)

1 komentar: