Jumat, 01 Mei 2020

Telisik Adegan – Latihan TbR dari Rumah


Malam ini TbR kembali melakukan latihan dari rumah melalui WA Group. Materi utama latihan kali ini adalah “Telisik Adegan” sebagai bagian dari proses pembelajran. Dalam latihan ini peserta ditempatkan sebagai observer yang akan melakukan pengamatan secara mendalam atas adegan yang diberikan. Pada pengamatan ini mungkin peserta memiliki tanggapan, kritik, penyesuaian atau bahkan menemukan kejanggalan. Tugas peserta adalah mengungkapkan pendapatnya atas adagen yang diberikan.

Adegan 1:
Rumah besar dan mewah dengan ukiran lengkap. Di salah satu sudut ruangnya terdapat meja dan kursi belajar antik. Di atas meja terletak lampu belajar kuno, dan di dinding sebelah kanan terdapat lemari buku dari kayu pilihan. Artojo duduk di kursi, membelakangi meja, sedang menulis sesuatu di telapak tangannya. Terasa ada sesuatu di dalam pikirannya. Tak berapa lama Ibunya masuk dan menanyakan apakah Artojo ingin makan atau tidak. Dengan sedikit tergagap, Artojo berkata, “Tidak bu, terimakasih. Saya belum merasa lapar”.

Pada adegan yang diberikan hampir semua peserta terpaku pada Artojo atau aktor dalam adegan tersebut. Hanya sedikit peserta yang memperhatikan lingkungan di mana adegan itu dilangsungkan. Kecenderungan memperhatikan tokoh/aktor merupakan kebiasaan dalam sistem pelatihan dramatik di mana unsur-unsur lain seolah diabaikan. Memang secara profesional tata artistik sudah menjadi tanggung jawab penata artistik untuk mewujudkannya di atas pentas. Namun tanpa memperdulikan atau memahami tata artistik akibatnya juga akan fatal bagi aktor. Bagaimanapun juga tata lokasi kejadian, waktu kejadian dan atmosfer kejadian itu penting artinya bagi aktor untuk beraksi dan tentu saja bagi penonton untuk menemukan makna adegan secara keseluruhan.

Adegan 2:
Ruang tamu lumayan besar dengan perabot lengkap. Meja, kursi, vas bunga, hiasan-hiasan dinding, almari pajang dari kaca, dan foto hitam putih. Dua orang, Ngardikin dan Doliham sedang membicarakan satu hal serius atau mungkin rahasia. Pintu dan Jendela tertutup rapat. Ngardikin menoleh ke kiri dan ke kanan sebelum berbisik kepada Doliham, “Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya?”. Doliham mendengarkan sambil was-was karena berpikir ada mata yang melihat, “Aku akan tutup rapat rahasia ini”, jawabnya sambil berbisik pula.

Pada adegan kedua, peserta setelah diberikan evaluasi mulai menyadari pentingnya lokasi, waktu, dan atmosfer kejadian. Namun ada beberapa yang perhatiannya hanya tertuju pada set sehingga melupakan posisi aktor dalam adegan. Namun demikian, pemahaman mengenai observasi adegan mulai terbuka. Intinya, semua yang ada di atas panggung dalam sebuah pementasan dapat ditelisik dan dijadikan pelajaran. (**)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar